Selasa, 28 Oktober 2014

#JakartaResposeProject : Ocha Japanese Fusion



Ocha Japanese Fusion adalah rumah makan Jepang yang berlokasi di perumahan dekat dengan Jl TB Simatupang merupakan sebuah restoran Jepang keluarga yang memiliki konsep unik. Semenjak didirikan pada tahun 2013, Ocha kini sukses menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari karyawan,ibu rumah tangga hingga keluarga keluarga. Jangkauan konsumen Ocha hingga Cinere, TB Simatupang, Fatmawati, Lebak Bulus, Cilandak, Cipete, Pondok Indah dan Ciputat. 

Salah satu keunggulan Ocha adalah bahwa restoran ini memiliki suasana yang lebih familiar dan tidak terlalu ramai. Selain itu, Ocha juga memiliki dekorasi  property ala jepang seperti koinobori, kipas ala Jepang, lukisan ala Jepang, dan berbagai property lainnya. Hal ini dikelola sedemikian rupa oleh Ocha untuk menguatkan konsep Jepang Modern di restorannya. Semi klasik deisgn, Musik slow pop, pakaian ala Jepang dan jenis meja, lampu yang tidak terlalu terang serta paperwall juga digunakan untuk menguatkan konsep tenang, kekeluargaan dan  kenyamanan. Dengan fasilitas 3 ruang tertutup, 1 ruang VIP dan 1 ruang smoking area, Ocha juga bisa digunakan untuk meeting dan acara-acara keluarga  

Menu andalan dari Ocha adalah Ramen dan Salmon Head. Menu andalan tersebut dibuat dengan resep khusus sehingga berbeda dari resotran serupa dan dapat menjadi ciri khas dari Restaurant Ocha. Selain itu, Ogura Jelly, salah satu menu complimentary dari Ocha juga menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi anak anak. Disamping berbagai macam ramen dan ogura, Ocha juga menyediakan sushi, teppanyaki, teriyaki, katsu, dan set bento. Dengan range harga 8000-110.000,

Ocha biasanya ramai pada siang dan malam hari ini. Jika pada siang hari didominasi oleh karyawan perkantoran, dan ibu rumah tangga, malam hari dan weekend biasanya ramai oleh keluarga keluarga. Namun, hingga saat ini Ocha belum menyediakan menu set/paket untuk beberapa orang. Ocha sendiri tidak menargetkan khusus konsumen yang dituju.Ada kecendurungan tersendiri keluarga yang mengunjungi Ocha menghabiskan waktu lebih lama disbanding pekerja kantoran.. Mereka bisa menghabiskan hingga 1,5-2 jam saat makan bersama keluarga. Selain makan, mereka juga senang untuk mengobrol santai. Hal ini ditunjang dengan lauasnya ruangan di Ocha, sehingga pengunjung tidak terganggu oleh suara dari meja lainnya

Dalam memarketingkan produknya, Ocha mengandalkan pembagian flier di perknaotran dan perumahan sekitar Lebak Bulus, bekerja sama dengan media speerti Info Kebayoran berupa ikaln dan memanfaatkan word of mouth. Untuk memperkuat word of mouth dan awareness, Ocha juga mengandalkan jejaring dunia maya agar saat dicari resotran jepang di Jakarta selatan, pengunjung dapat menemukan ocha disana. Di Google Maps dan website kuliner lainnya pun, pengunjung dapat dengan mudah menemukan Ocha. Adapula program complimentary, diskon dan cara promosi lainnya yang dilakukan Ocha untuk menarik perhatian konsumen

Ocha memperlakukan jam sepi maupun ramai dengan cara yang sama,yaitu dengan memanaatkan PIC per section/area di resotran. Saat ramai mapun sepi, setiap crew akan bertanggung jawab atas sectionnya masing masing. PIC ini tidak boleh mengurus meja lainnya baik sepi maupun ramai. Petugas mobile yang akan menghandle section yang padat saat ramai. PIC ini berfungsi untuk mencegah adanya meja yang tidak terhandle dengan baik saat ramai. Para crew pun dapat focus melayani tanpa terganggu oleh keramaian section-section lainnya

Saat ditanya berkenaan dengan unique selling point, Bu Rini menjawab “Tempat kami lebih suasana tempat kami lebih familiar room, tidak yang hiruk pikuk gitu yang tidak yang terbuka atau berisik dan segala macam, lebih comfort dan lebih nyaman. Kami punya ramen yang kaldunya sangat enak. Saya belum perneah menemukan restoran yang memiliki kaldu sama enaknya”

Complain yang paling sering didapati di Ocha adalah berkenaan dengan sulitnya menemukan resotran Ocha itu sendiri dikarenakan lokasinya yang cukup jauh dari jalan raya. Seringkali hal ini menyulitkan pelanggan baru untuk berkunjung dan mencoba restoran Ocha

Di Ocha, tidak terlihat ada gap yang besar dari expetasi pengunjung dan apa yang ditawarkan. Salah satu pengunjung Ocha, Ibu Ika mengatakan bahwa ia mengunjungi Ocha karena beberapa factor,yaitu lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal, suasana ocha yang menurutnya nyaman untuk berbincang bincang karena tidak terlalu ramai(crowded), dan juga kenikmatan makanan Jepang khususnya ramen. Ibu Ika baisanya mengunjungi Ocha 1-2x dalam sebulan untuk berkumpul bersama teman temannya. Suasana khas Jepang modern juga mmebuatnya semakin senang kesana karena unik. Saat ke Ocha, Ibu Ika dan teman temannya bisa menghabiskan 2-3 jam dalam 1 kali kunjungan. Ia ke Ocha untuk ngumpul bareng bersama teman-temannya. Saat ditemui di restoran Ocha, ia pun sedang asyik mengobrol bersama 3 orang temannya, ibu-ibu berusia 30an tahun. Ibu ibu ini biasanya menjadika Ocha sebagai tempat ngumpul/basecamp karena selain lokasinya yang berdekatan dengan tempat tinggal masing-masing, suasananya pun nyaman dan tidak terlalu ramai. Restoran jepang kebanyakan menurut mereka terlalu ramai, berisik dan juga sempit, sumpek(terutama restoran jepan di dalam mall yang memiliki ruang sempit dan jarak antar mejanya rapat untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang sehingga mengabaikan kenyamanan pengunjung. Bahkan saking ramainya, mereka sampai sulit untuk berbicara 1 sama lain. Pertemuan rutin yang diadakan 1-2 kali dalam sebulan ini diadakan ibu Ika dan teman teman untuk silaturahmi. Selain itu, mereka juga senang mencoba menu baru agar tidak bosan dengan menu yang itu itu saja

Saat ditanya apa yang diharapkan saat berkunjung ke Ocha, Ika menjawab “Mungkin Suasananya ya,suasananya juga enak, makananya juga enak,ga terlalu ramai tapi juga ga sepi sepi banget gitu kan .jadi ya enak aja, ga terlalu crowded banget .suasanya juga rasanya enak, ga crowded”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar