M
Djojo adalah suatu kafe dan bakery yang menawarkan menu-menu simple. Konsep
awal berdirinya M Djojo adalah bakery yang menjual roti, makanan dan minuman. Di
M djojo sendiri terdapat 3-4 meja yang tersusun rapi dengan 2-4 kursi nyaman di
tiap mejanya berjajar mulai dari tempat masuk hingga pada display roti di
rak-rak untuk tempat duduk konsumen. Konsumen dapat singgah dan beristirahat
sejenak sambil menikmati kue dan roti yang ada. Tersedia pula smoking room dan
fasilitas wifi bagi yang membutuhkan
Produk
utama dari M Djojo adalah roti, kue basah, jajanan pasar, donat, muffin, kue
tradisional dan nasi goreng, mie goreng serta berbagai macam minuman. M djojo
ingin menjual makanan dan jajanan tradisional khas Indonesia, berbeda dengan toko
roti modern seperti Breadtalk dll yang menjual roti fusion. M djojo ingin
mengangkat kembali kekayaan rasa dari roti tradisional yang menurut
pengelolanya, Rio, jauh lebih enak daripada roti roti modern. Untuk itulah ia
menjual roti tradisional seperti roti Srikaya. Point of differences dari M Djojo
ditekankan pada produk, yakni dengan menciptakan resep yang enak dan inovatif.
Dengan inovasi produk, analisa kondisi pasar bakery(competitor dan market yang
ada) yang kuat, serta pengolahan saran saran dan masukan dari customer yang
baik, Rio meyakini bahwa ia mampu bersaing dengan bakery bakery serupa.
Target
customer M Djojo ini sendiri adalah orang bekerja, gereja dan organisasi organisasi
serta ibu rumah tangga. M Djojo menargetkan seluruh usia dan kalangan bisa
menjadi customer. Pak Rio berusaha memperkenalkan bakery miliknya ini dengan
mencetak kartu nama dan melampirkannya pada tiap produknya (untuk snack box).
Ia juga mebuat flier, banner dan spanduk
untuk menjadi sarana komunikasinya.
Saat
ini, jumlah pengunjung perhari M Djojo berkisar di 30 orang. Kebanyakan dari
mereka membeli roti dan jajanan pasar serta menghabiskan waktu luang mereka
sejenak disana, baik untuk sekedar duduk duduk santai mengobrol sambil ngopi,
melakukan diskusi ringan dengan teman maupun sekedar browsing. Pengunjung juga
dapat merokok di smoking room sambil menikmati hidangan roti dan juga
beristirahat sejenak dari kemacetan jalan. Sambil duduk duduk, pengunjung juga
dapat menikmati alunan music ,sambil menghirup wangi roti dan masakan yang
sedang diolah maupun disajikan. Bakery M Djojo didesain sederhana namun berdaya
modern, tidak terlalu besar, namun tidak sumpek dan saling berhimpitan antara
meja yang satu dan meja yang lain agar pengjung merasa nyaman. Menu ditulis dengan
kapur di blackboard membuat suasana tidak sekaku bakery pada umumnya
Disamping
melayani konsumen yang berkunjung, M djojo juga melayani pesanan untuk acara
acara seperti rapat, dll. Sejauh ini, penjualan produk m djojo lebih banyak
ditopang penjualan take away dan delivery dalam jumlah besar disbanding
pengunjung yang mengkonsumsi langsung di bakery. Namun, seiring meningkatnya
awareness masyarakat terhadap m djojo dan tingginya arus kendaraan di Jalan
Raya Pasar Jumat turut meningkatkan jumlah pengunjung yang memanfaatkan meja
dan ruang makan di M djojo untuk menghabiskan waktu luangnya. Ada pengunjung
yang bisa menghabiskan waktu berjam jam dan memesan roti/kue setiap beberapa
waktu tertentu, sambil bersantai, mengobrol bergosip. Biasanya, pengunjung seperti
ini datang berkelompok, berisi 2-4 orang, usia 25-40 tahun, bergaya pekerja
kantoran yang menunggu macet mulai mereda saat pulang kerja.
Paket
snack box yang berisi 3 kue dan aqua gelas/ 2 roti dan 1 gelas aqua menjadi
paket yang paling laku untuk pesanan anatar.Pemesannya bisaanya adalah
perusahaan-perusahaan yang ingin menjamu tamunya. Ada pula diskon tertentu yang
bisa disesuaikan dengan jumlah pesanan,meskipun hal ini tidak selalu ada dan
banyak dipengaruhi oleh kenal/tidaknya dengan konsumen,jumlah pesanan, dan
factor lainnya.
Suasana
yang ingin dibangun disana adalah kenyamanan,dimana pengunjung dapat singgah,
dapat menikmati roti khas Indonesia. Suasana nyaman ini dibangun dengan
pelayanan yang ramah, menjaga kebersihan dan vitalitas fasilitas seperti wifi
dan smoking room, serta sebisa mungkin mengelola arus keluar masuk pengunjung
di ruangan makan agar suasana tidak terlalu ramai dengan mengantisipasi jam jam
ramai. Selain itu pendekatan relationship selling diusahakan melalui pramuniaga
agar pramuniaga dapat mengenai konsumen yang setia, dan juga berusaha
memaintain complain yang didapat. Komplain yang didapat biasanya seputar
produk, seperti makanan kurang hangat, dlsb. Biasanya, dalam menghandle
complain, M djojo langsung mengganti produk tsb dengan yang baru untuk complain
1 dan kedua. Namun, apabila pengunjugn yang sama complain terus menerus, maka
akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut
Saat
ramai, M Djojo sudah menyiapkan bahan baku terlebih dahulu mulai dari
packaging(sudah di stiker terlebih dahulu), penyiapan plastic pembungkus hingga
menggoreng krupuk terlenbih dahulu. Hal itu untuk mempercepat proses pelayanan
supaya pengunjung tidak menunggu terlalu ramai (baik untuk pengujung yang dine
in maupun take away)
Sistem
order di m djojo adalah saat pengunjung datang, ia akan disambut pramuniaga,
kemudian pengunjung akan melihat-lihat roti yang dipajang di rak, kemudian
pengunjung akan memesan. Jika ia ingin makan makanan berat seperti nasi goring,
ia dapat melihat menu yang dipasang di dinding. Standar pelayanan di M Djojo
memastikan bahwa lama menunggu makanan tidak boleh lebih dari 10 menit.
M
Djojo yang terletak di seberang terminal lebak bulus (tepatnya Jl. Raya Pasar Jumat No. 38, Lebak
Bulus, Jakarta) ini buka 7 hari seminggu mulai pukul m8
pagi hingga 9 malam. Pak Rio mengatakan bahwa puncak keramaian M Djojo adalah
hari biasa pada pagi hari (jam 8 hingga jam 11) dan sore hari (jam 5 sore
hingga 9 malam).
Saat
ditanya mengenai konsep bakery M djojo, Rio dengan tegas menjawab “ Kita ingin
mengingatkan masyarakat, bahwa hei Indonesian, produk bakery Indonesia itu
enak, jangan lupa jangan karena kemajuan zaman kita jadi lupa sama produk asli
Indonesia. Produk asli Indonesia itu sangat enak”.
Adhi,
salah satu pelanggan setia dari M Djojo senang untuk berkunjung ke bakery ini
karena selain produknya yang berkualitas dan tidak menggunakan bahan
‘aneh-aneh’, lokasinya pun strategis dan sejalan dengan perjalanannya menuju ke
bengkel yang dikelolanya. Bakery M Djojo menurutnya memiliki tempat yang
nyaman, dan suasana yang tidak terlalu ramai. Dalam 1 minggu, Adhi bisa
berkunjung ke M djojo hingga 3-4x. Hal itu pulalah yang membuatnya nyaman
karena pelayan di M Djojo sampai menghafal pesanan khas Adi, yakni kopi hitam
dan kue lumpur. Ia biasa ke M djojo sendiri saat pagi hari sekaligus sarapan.
Sayangnya, beberapa kali saat Adhi berkunjung, roti yang disukainya tidak
ada/habis. Sambutan yang hangat dari toko dan suasana yang ‘ramah’ berhasil
terbangun dan membuat Adhi malas untuk mencari tempat lain. Terdapat kesesuaian
dari sisi suasana yang ingin dibangun pengelola dengan apa yang dirasakan
konsumen
“Mungkin
yang saya bisa highlight, karena saya sering datang kesini jadi kita udah
saling kenalin. Saat saya dating, ga usah bawel pun mereka udah tau bahwa ini
ini ini ini. Kopi Pak yang item? Iya
jadi mereka udah biasa, jadi itu itu tapi saya hargai itu. Itu karena
menurut saya itu membikin sense of belonging sehingga saya merasa diterima”


Tidak ada komentar:
Posting Komentar