Selasa, 28 Oktober 2014

#JakartaRespose Project : Café dan Bakery M. Djojo Lebak Bulus




M Djojo adalah suatu kafe dan bakery yang menawarkan menu-menu simple. Konsep awal berdirinya M Djojo adalah bakery yang menjual roti, makanan dan minuman. Di M djojo sendiri terdapat 3-4 meja yang tersusun rapi dengan 2-4 kursi nyaman di tiap mejanya berjajar mulai dari tempat masuk hingga pada display roti di rak-rak untuk tempat duduk konsumen. Konsumen dapat singgah dan beristirahat sejenak sambil menikmati kue dan roti yang ada. Tersedia pula smoking room dan fasilitas wifi bagi yang membutuhkan

Produk utama dari M Djojo adalah roti, kue basah, jajanan pasar, donat, muffin, kue tradisional dan nasi goreng, mie goreng serta berbagai macam minuman. M djojo ingin menjual makanan dan jajanan tradisional khas Indonesia, berbeda dengan toko roti modern seperti Breadtalk dll yang menjual roti fusion. M djojo ingin mengangkat kembali kekayaan rasa dari roti tradisional yang menurut pengelolanya, Rio, jauh lebih enak daripada roti roti modern. Untuk itulah ia menjual roti tradisional seperti roti Srikaya. Point of differences dari M Djojo ditekankan pada produk, yakni dengan menciptakan resep yang enak dan inovatif. Dengan inovasi produk, analisa kondisi pasar bakery(competitor dan market yang ada) yang kuat, serta pengolahan saran saran dan masukan dari customer yang baik, Rio meyakini bahwa ia mampu bersaing dengan bakery bakery serupa.

Target customer M Djojo ini sendiri adalah orang bekerja, gereja dan organisasi organisasi serta ibu rumah tangga. M Djojo menargetkan seluruh usia dan kalangan bisa menjadi customer. Pak Rio berusaha memperkenalkan bakery miliknya ini dengan mencetak kartu nama dan melampirkannya pada tiap produknya (untuk snack box). Ia juga mebuat flier, banner dan spanduk  untuk menjadi sarana komunikasinya.

Saat ini, jumlah pengunjung perhari M Djojo berkisar di 30 orang. Kebanyakan dari mereka membeli roti dan jajanan pasar serta menghabiskan waktu luang mereka sejenak disana, baik untuk sekedar duduk duduk santai mengobrol sambil ngopi, melakukan diskusi ringan dengan teman maupun sekedar browsing. Pengunjung juga dapat merokok di smoking room sambil menikmati hidangan roti dan juga beristirahat sejenak dari kemacetan jalan. Sambil duduk duduk, pengunjung juga dapat menikmati alunan music ,sambil menghirup wangi roti dan masakan yang sedang diolah maupun disajikan. Bakery M Djojo didesain sederhana namun berdaya modern, tidak terlalu besar, namun tidak sumpek dan saling berhimpitan antara meja yang satu dan meja yang lain agar pengjung merasa nyaman. Menu ditulis dengan kapur di blackboard membuat suasana tidak sekaku bakery pada umumnya
Disamping melayani konsumen yang berkunjung, M djojo juga melayani pesanan untuk acara acara seperti rapat, dll. Sejauh ini, penjualan produk m djojo lebih banyak ditopang penjualan take away dan delivery dalam jumlah besar disbanding pengunjung yang mengkonsumsi langsung di bakery. Namun, seiring meningkatnya awareness masyarakat terhadap m djojo dan tingginya arus kendaraan di Jalan Raya Pasar Jumat turut meningkatkan jumlah pengunjung yang memanfaatkan meja dan ruang makan di M djojo untuk menghabiskan waktu luangnya. Ada pengunjung yang bisa menghabiskan waktu berjam jam dan memesan roti/kue setiap beberapa waktu tertentu, sambil bersantai, mengobrol bergosip. Biasanya, pengunjung seperti ini datang berkelompok, berisi 2-4 orang, usia 25-40 tahun, bergaya pekerja kantoran yang menunggu macet mulai mereda saat pulang kerja.  

Paket snack box yang berisi 3 kue dan aqua gelas/ 2 roti dan 1 gelas aqua menjadi paket yang paling laku untuk pesanan anatar.Pemesannya bisaanya adalah perusahaan-perusahaan yang ingin menjamu tamunya. Ada pula diskon tertentu yang bisa disesuaikan dengan jumlah pesanan,meskipun hal ini tidak selalu ada dan banyak dipengaruhi oleh kenal/tidaknya dengan konsumen,jumlah pesanan, dan factor lainnya.

Suasana yang ingin dibangun disana adalah kenyamanan,dimana pengunjung dapat singgah, dapat menikmati roti khas Indonesia. Suasana nyaman ini dibangun dengan pelayanan yang ramah, menjaga kebersihan dan vitalitas fasilitas seperti wifi dan smoking room, serta sebisa mungkin mengelola arus keluar masuk pengunjung di ruangan makan agar suasana tidak terlalu ramai dengan mengantisipasi jam jam ramai. Selain itu pendekatan relationship selling diusahakan melalui pramuniaga agar pramuniaga dapat mengenai konsumen yang setia, dan juga berusaha memaintain complain yang didapat. Komplain yang didapat biasanya seputar produk, seperti makanan kurang hangat, dlsb. Biasanya, dalam menghandle complain, M djojo langsung mengganti produk tsb dengan yang baru untuk complain 1 dan kedua. Namun, apabila pengunjugn yang sama complain terus menerus, maka akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut

Saat ramai, M Djojo sudah menyiapkan bahan baku terlebih dahulu mulai dari packaging(sudah di stiker terlebih dahulu), penyiapan plastic pembungkus hingga menggoreng krupuk terlenbih dahulu. Hal itu untuk mempercepat proses pelayanan supaya pengunjung tidak menunggu terlalu ramai (baik untuk pengujung yang dine in maupun take away)

Sistem order di m djojo adalah saat pengunjung datang, ia akan disambut pramuniaga, kemudian pengunjung akan melihat-lihat roti yang dipajang di rak, kemudian pengunjung akan memesan. Jika ia ingin makan makanan berat seperti nasi goring, ia dapat melihat menu yang dipasang di dinding. Standar pelayanan di M Djojo memastikan bahwa lama menunggu makanan tidak boleh lebih dari 10 menit.

M Djojo yang terletak di seberang terminal lebak bulus (tepatnya Jl. Raya Pasar Jumat No. 38, Lebak Bulus, Jakarta) ini buka 7 hari seminggu mulai pukul m8 pagi hingga 9 malam. Pak Rio mengatakan bahwa puncak keramaian M Djojo adalah hari biasa pada pagi hari (jam 8 hingga jam 11) dan sore hari (jam 5 sore hingga 9 malam).
Saat ditanya mengenai konsep bakery M djojo, Rio dengan tegas menjawab “ Kita ingin mengingatkan masyarakat, bahwa hei Indonesian, produk bakery Indonesia itu enak, jangan lupa jangan karena kemajuan zaman kita jadi lupa sama produk asli Indonesia. Produk asli Indonesia itu sangat enak”.

Adhi, salah satu pelanggan setia dari M Djojo senang untuk berkunjung ke bakery ini karena selain produknya yang berkualitas dan tidak menggunakan bahan ‘aneh-aneh’, lokasinya pun strategis dan sejalan dengan perjalanannya menuju ke bengkel yang dikelolanya. Bakery M Djojo menurutnya memiliki tempat yang nyaman, dan suasana yang tidak terlalu ramai. Dalam 1 minggu, Adhi bisa berkunjung ke M djojo hingga 3-4x. Hal itu pulalah yang membuatnya nyaman karena pelayan di M Djojo sampai menghafal pesanan khas Adi, yakni kopi hitam dan kue lumpur. Ia biasa ke M djojo sendiri saat pagi hari sekaligus sarapan. Sayangnya, beberapa kali saat Adhi berkunjung, roti yang disukainya tidak ada/habis. Sambutan yang hangat dari toko dan suasana yang ‘ramah’ berhasil terbangun dan membuat Adhi malas untuk mencari tempat lain. Terdapat kesesuaian dari sisi suasana yang ingin dibangun pengelola dengan apa yang dirasakan konsumen 

“Mungkin yang saya bisa highlight, karena saya sering datang kesini jadi kita udah saling kenalin. Saat saya dating, ga usah bawel pun mereka udah tau bahwa ini ini ini ini. Kopi Pak yang item? Iya  jadi mereka udah biasa, jadi itu itu tapi saya hargai itu. Itu karena menurut saya itu membikin sense of belonging sehingga saya merasa diterima” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar